Tuesday, January 1, 2008

Saudaraku yang mengharap redha Allah
Subhanahu wa Ta'ala, Sesungguhnya
kehidupan dunia ini adalah sebuah
perjalanan panjang menuju negeri
keabadian. Semoga kita digolongkan ke
dalam orang-orang yang sedar dan
mengerti harus bagaimana menjalani hidup
ini agar terhindar dari kehidupan yang
sia-sia dan tanpa makna.
Perjalanan ke sebuah negeri yang tiada
akhirnya. Ingatlah wahai saudaraku
perbekalan yang terbaik adalah ketakwaan
kita (watazawwadu fainna
khoirozzaadittaqwa) QS. 2:198. Yakni
dengan amal soleh yang ikhlas dan
mutaaba’ah (sesuai sunnah Rasulullah u)
yang menyertaimu ketika meninggalkan
dunia ini untuk menghadap Allah
Subhanahu wa Ta'ala dalam kematian yang
pasti.
ßõáøõ äóÝúÓò ÐóÂÆöÞóÉõ ÇáúãóæúÊö
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati….” (QS. Al-Imran :185)
Memang wahai saudaraku. Perjalanan ini
adalah menuju akhirat. Suatu perjalanan
yang kita mohon kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala agar berakhir pada kenikmatan
syurga Bukan neraka.kerana keagungan
perjalanan menuju hari akhir inilah
Rasulullah bersabda:
“Seandainya kalian mengetahui apa yang
kuketahui, niscaya kalian akan sedikit
tertawa dan banyak menangis.”
(Mutaffaqun ‘alaih)
maksudnya, jika kita mengetahui hakikat
ajal yang akan menjemput kita dan
kedahsyatan alam kubur, kegelapan hari
kiamat dan segala kesedihannya, shirot
(titian) dan segala rintangannya, syurga
dengan segala kenikmatannya, niscaya
akan memberikan motivasi kepada kita
untuk mengadakan perubahan. Berubah dari
kefasikan dan kekafiran menjadi
keimanan, dari kemunafikan menjadi
istiqamah, dari keraguan menjadi
keyakinan, dari kesombongan menjadi
ketawadhu’an, dari rakus menjadi rasa
syukur dan sederhana, dari pemarah dan
pendendam menjadi kasih sayang dan
memaafkan, dari kelicikan dan
kesewenangan menjadi kejujuran dan
keadilan, dari kedustaan menjadi
kebenaran. Jadi, perubahan diri dari
sifat dan watak syaithoni dan hewani,
menjadi insan Islami harus segera di mulai.
Akan tetapi kita sering lupa atau
berpura-pura lupa dengan perjalanan
panjang tersebut, bahkan malah memilih
dunia dengan segala perangkatnya,
kemewahan, kecantikan, kekayaan,
kedudukan yang semua nilainya disisi
Allah S.W.T, tidak lebih dari sehelai
sayap nyamuk!
Wahai yang tertipu oleh dunia…..! Wahai
yang sedang berpaling dari Allah Y…!
Wahai yang sedang lengah dari ketaatan
kepada Rabb-nya…! Wahai yang nafsunya
selalu menolak nasihat!! Wahai yang
selalu berangan-angan panjang!!!
Tidakkah engkau mengetahui bahwa kamu
akan segera meninggalkan duniamu dan
duniamu pula akan meninggalkanmu? Mana
rumahmu yang megah? Mana pakaianmu yang
indah? Mana aroma wewangianmu? Mana para
pembantu dan familimu? Mana wajahmu yang
cantik dan tampan? Mana kulitmu yang
halus? Mana….?! Mana….?! Saat itu ulat
dan cacing mengoyak-ngoyak dan
mencerai-beraikan seluruh tubuhmu ….?!
Bersegeralah bersimpuh di hadapan Rabbul
Jalil, Allah Y. Lepaskan selimut
kesombongan yang menghalangi dari rahmat
dan maghfirah-Nya. Kuberikan khabar
gembira bagi yang berdosa, lalai dan
berlebih-lebihan, agar segera berhenti
dari perbuatan kemaksiatannya itu.
Saudaraku yang tercinta, siapakah
diantara kita yang tak berdosa, siapa
diantara kita yang tidak bersalah kepada
Tuhannya? Sama sekali tidak ada,
seharipun kita tidak bisa seperti
malaikat yang selalu taat dan tidak
berbuat maksiat sedikitpun.
Datangilah masjid dan beribadahlah di
dalamnya, tegakkanlah solat lima waktu,
puasalah di bulan Ramadhan, tunaikan
haji jika engkau telah mampu, zakatilah
harta dan jiwamu, bimbinglah anak-anakmu
dengan Al-Islam, jauhkan dirimu dan
keluargamu dari bacaan/majalah/tabloid
porno.
Insafilah semua dosa-dosa, serta
ingatlah …. Pintu taubat masih terbuka
lebar untukmu, rahmat dan maghfirah
Allah sangatlah luas, lebih luas dari
lautan dosa. Ketahuilah bahwa Allah
sangat senang dengan taubatmu. Ingatlah
firman Allah :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan mensucikan hatinya.”
Rasulullah u menyampaikan satu nasehat
yang mana satu nasehat ini cukup untuk
menasehati setiap manusia:
ßóÝóì ÈöÇáúãóæúÊö æóÇÚöÙðÇ
“Cukuplah dengan adanya kematian sebagai
penasehat (bagi kita).”
Saudaraku…., renungkanlah baik-baik
risalah ini dengan pena kerinduan dan
tinta air mata. Kembalilah kepada Allah
Y dan Rasul-Nya u dengan manhaj (cara)
yang benar. Kerjakanlah apa yang telah
diperintahkan-Nya dan sekuat-kuatnya
untuk menjauhi larangan-Nya. Berusahalah
untuk memelihara ketundukan, tawadhu’
dan syukur atas nikmat-Nya yang akan
mengajakmu menuju pintu ketenangan dan
kebahagiaan. Berhiaslah dengan amal
shaleh dan keindahan akhlaqul karimah.
Semuanya akan mempertanggungjawabkan
amalannya sendiri-sendiri, maka beramal-lah!
Allah Y berfirman:
“Maka barangsiapa beramal seberat biji
sawi dari kebaikan, niscaya akan melihat
ganjarannya. Dan barangsiapa beramal
seberat biji sawi dari kemaksiatan,
niscaya akan melihat siksanya.”
(Az-Zalzalah: 7-8) Wallahu a’lam.
Abu Khudzaifah, Abi em. FW